Private Infrastructure (Home Lab): Part II
Lanjutin dari Part 1, dalam tulisan ini merupakan evolusi besar dari progres Building Home Lab. Dimulai dari pertengahan 2017 mulai ada tambahan hardware laptop Toshiba tahun 2011-an yang berfungsi as Hypervisor Type 2 running menggunakan Virtualbox dan Hyper-V.
Mulai kerasa lama kelamaan selain untuk tujuan ngulik dan ngoprek, Home Lab ini mulai merambah fungsi daily private usage seperti host repo git sendiri, adblock + DNS server sendiri, dan private cloud storage.
Next awal 2018, Migrasi project Home Labs ini dari klaster Raspberry Pi dan Hypervisor type 2 dari Virtualbox. Beberapa update tambahan di level hardware, sebagai berikut:
- Intel NUC7i3BNH 16GB 128G SSD 650G HDD
- TP Link TL-SG108E
- Mikrotik RB750 (Feeling Old 😁😁)
Dealing with VLAN’s
Rancangan kedua adalah rancangan dari ranah Networking dan alasan memilih TP Link TL-SG108E adalah salah satu Switch yang sudah dapat menerapkan IEEE 802.1q dan pada waktu itu kepikiran untuk implementasi VLAN didalam Home Lab ini.
Untuk sisi konfigurasi dari Mikrotik simpel-simpel aja seperti Routing, VLAN Bridge/Trunking, DNS, Firewalling.
Kere Hore Enterprise
Rancangan instalasi Vsphere as Hypervisor Type 1 cukup simpel, sistem operasi dari Vsphere (waktu itu masih versi 6.5) ditaruh di SSD 128G dan juga untuk storage penyimpanan ISO, sedangkan Hardisk 650G digunakan untuk penyimpanan Virtual Machine.
Bermain dengan lingkungan Vmware yang rasa Enterprise harus bersiap dengan lisensi yang ada, namun dalam Home Lab ini menggunakan free licenses .
But big thanks to OnTheHub from my University for full pack licenses 😂😂.
Bunch of Virtual Machine
Persiapan di tingkat Networking sudah, level Hypervisor Type 1 done, next steps adalah ngulik dan ngoprek di level Virtual Machine. Dari beberapa Virtual Machine yang sudah dibuat (mostly run under Ubuntu), akan menjalankan juga beberapa services di tingkatan Container.
Banyak hal yang berubah di tingkatan Virtual Machine karena memang dibuat untuk tempat ngoprek. Mulai dari ngoprek LXD (next gen Linux Container), Gonta ganti DNS Server mulai dari Bind, DNSmasq sampai Pi-Hole (create and delete VM for it lol!).
Kemudian ngulik Configuration Management seperti Ansible, Saltstack, Deep Dive Kubernetes Playground menggunakan Kubeadm, Microk8s, KinD (Kubernetes in Docker) dan masih banyak lagi Nothing to do lainya di dalam tingkatan Virtual Machines dan Containers.
Dibawah ini merupakan beberapa services yang selalu berjalan di luar hal ngulik dan ngoprek.
Virtual Machine’s
- 1x Pihole as DNS Server, Adblock, etc
- 1x Docker testing playground
- 1x Docker Production (beware to change this!)
- 1x Ansible playground as Master
- 1x Windows 7 (for fun play!)
Container Stuff’s
- Traefik as main reverse proxy
- Nextcloud as private storage
- Jenkins as main CI/CD playground
- DroneCI as second CI/CD playground
- Gogs as selfhosted repository
- MySQL Server
- Redis
- Private Container Registry
Untuk manajemen automation nya sendiri menggunakan Jenkins dan Ansible sebagai peran utama. Seperti contoh kecil manajemen update dan upgrade pada level Virtual Machine menggunakan fitur cron job pipeline dari Jenkins dan meneruskanya ke Ansible.
Last Notes
Untuk monitoringnya sendiri monggo cek di repo monitoring masih proses dev and a bit lazy for monitoring stuff.
Thanks, See you on the next part!